Rabu, 03 Desember 2014

Begin Again

Aku disini mulai untuk menulis lagi, bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali aku mencoba menulis untuk sekedar hanya mencurahkan sedikit apa yang aku rasakan. Aku selama ini hanya menjadi pria yang menyalurkan segala hal yang aku rasakan, tapi menjadi ekspresif tidak sepenuhnya benar kadang kita harus diam sejenak dan mulai menulis.

Hari demi hari sudah kulalui dengan atau tanpa dia, sekarang rasanya menjadi sangat mudah, mudah untuk memulai lagi. Aku punya banyak pilihan, pilihan yang tidak aku ketahui entah itu salah atau benar namun satu hal yang pasti aku sudah memilih dan seiring waktu berjalan aku merasakan pilihanku menjadi semakin benar.

Aku ingat terakhir kali menjadi orang yang menunggu tanpa kepastian, menunggu orang yang belum pasti akan menunggumu, menjadi orang yang menjadikan seseorang prioritas dalam segala hal yang pernah dialami hidupnya.

Saat itu.

Tapi kita tidak bisa menjadi diri kita apabila kita belum mengerti tentang diri kita. Perlahan demi perlahan aku mulai mempelajari bahwa aku semakin mengenal diriku. Aku tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah akan semua itu. Tapi saat itu aku tidak menyesal sedikitpun apabila menjadi salah. Setidaknya kesalahan itu tidak akan pernah terulang lagi.

“Bertahanlah sebisamu, berusahalah sekuatmu, berjuanglah hingga akhir hingga dirimu puas, namun jangan pernah memksakan dirimu diluar kemampuanmu” itulah yang kupelajari. Aku yang saat itu dibutakan oleh angka, oleh perasaan, tanpa menggunakan sedikitpun logika berubah menjadi seperti monster yang diciptakan Dr. Frankenstain.

Berkali dan bukanlah sekali aku merasa seperti Ted Mosby dalam serial tv How I Met Your Mother. Lucu memang, jika aku seorang Ted Mosby, scene yg aku dapat adalah saat bertemu semua perempuan selain Robin.

If I was Tom on 500 days of summer, i already met autumn and have relationship with autumn, but 500 days its not easy to forget and if Summer come again to love you and changed to regret all mistakes, can Tom still denied it?

Yes he can but he won’t.

Sekarang semua berubah seakan semakin jelas dan terang. Seakan awan yang tersibak dan cahaya matahari yang menyelinap melalui selah selah lubangnya. Kebahagiaan yang aku rindukan selama ini, senyuman yang membuatku susah untuk melupakannya, kebahagiaan yang menjadi kafein di malam hari saat ingin beristirahat. Semua itu kembali.

So let’s begin again.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda