Senin, 08 Desember 2014

Televisi

Mungkin judul yang aneh untuk dibuat suatu tulisan namun inilah yang mengilhami gue untuk menulis tulisan ini. Televisi gue rusak dan itu merupakan suatu kenyataan yang pahit mengingat gue sedang menjalani libur yang cukup panjang tanpa memiliki kegiatan yg berarti selain menonton telivisi dan bermain playstation.

Tapi dalam satu sisi televisi gue yang rusak ini membuat gue mendapatkan inspirasi dan pelajaran yang sangat berharga. Kemarin saat gue menyadari televisi gue ini rusak gue sangat kesal dan gue mendapatkan diri gue sudah terbawa emosi yg meluap karena ini satu satunya hiburan yg ada dirumah gue disamping dua kucing yan g tak berguna yang kerjanya hanya membuang bahan sisaan mereka. Gue menendang nendang televise gue karena gue sangat mengerti kalo memukulnya meggunakan tangan gue akan merasa sakit.

Sebelumnya gue belum memberi tahu kerusakan dari tv gue, Jadi kerusakan tv gue itu tv gue tiba tiba sering layarnya jadi item dan jeleknya dia sedikit member gue sedikitt harapan palsu… gambarnya ada dikiit tapi kalo diukur penggaris kurang dari 1 cm -_- dan karena gue melihat ada sedikit harapan gue pun muter otak gimana caranya buat benerin tv ini. Awalnya gue tuh mikir gue akan ngebongkar tv ini tapi dengan keterbatasan alat *halah alas an padahal mah gabisa* gue urungkan niat ini dan gue kembali ke jalan dimana manusia berusaha membenearkan suatu barang yg rusak dijaman purba dengan cara menendan nendang dan memukul tv itu tanpa dosa. Gue rasa kalo tv ini punya mulut dia bakalan teriak teriak minta tolong sama warga setempat.

Gue coba coba terus dan terus sampe akhirnya tv gue nyerah dan layar gue kembali berwarna betapa bahagianya gue. Gue pun langsung gontai ganti cahnnel dan ternyata setelah 1 menit tv gue member harapan palsu *lagi* dia kembali ke wujud semula sebelum gue perlakukan dengan “ramah” bahkan lebih buruk.

Tv gue black out!!!

Gue pun pasrah sama keadaan tv gue yg tidak bisa mengerti keadaan gue, gue hampa gue Cuma bisa tidur tiduran di lantai tanpa jelas. Kucing gue nyampperin gue, gue gatau dia antara bilang “semangaat jangan nyerah” atau ngomong “sukurin lo” samar samar suaranya *loh kok gue tau bahasa mereka* guepun akhirnya pergi ke kamar baca baca daripada gue terus di bully kedua kucing gue. Sekitar setengah jam gue baru sadar kalo gue tuh lupa matiin tv dan saat gue mau matiin tiba tiba tv gue bener lagi….. ini kenapa bisa? Pertama gue mikir apakah kedua kucing gue yg benerin? Nggamungkin nggamungkin tangan mereka buat pegang obeng aja gabisa kecuali kucing gue tiba tiba sms doraemon terus minta benerin tv itu lebih masuk logika. Gue ga langsung percaya apakah ini php tingkat lanjut dari tv gue?

Ternyata tidak.

Wah betapa senangnya gue kali ini tidak ada harapan palsu lagi dari tv gue. Nah mulai dari situ gue berpikir dan gue dapet pelajaran bukanlah kekerasan yg dapat mebuat sesuatu yg telah rusak menjadi baik tapi kesabaranlah kunci utama dari sebuah perbaikan. Nah itulah yg dibutuhkan Negara ini dan rakyatnya, bukanlah dengan kekerasan kita memperbaiki bekas bekas kebobrokan soeharto tapi dengan kesabaranlah dan pergerakan yg baiklah yg membuat Indonesia jadi lebih baik. Harapan akan selalu muncul dari segelintir orang tapi janganlah berenti usaha, kerjakan dengan sabar dan jangan berburu buru untuk berpuas hati.

Rabu, 03 Desember 2014

Begin Again

Aku disini mulai untuk menulis lagi, bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali aku mencoba menulis untuk sekedar hanya mencurahkan sedikit apa yang aku rasakan. Aku selama ini hanya menjadi pria yang menyalurkan segala hal yang aku rasakan, tapi menjadi ekspresif tidak sepenuhnya benar kadang kita harus diam sejenak dan mulai menulis.

Hari demi hari sudah kulalui dengan atau tanpa dia, sekarang rasanya menjadi sangat mudah, mudah untuk memulai lagi. Aku punya banyak pilihan, pilihan yang tidak aku ketahui entah itu salah atau benar namun satu hal yang pasti aku sudah memilih dan seiring waktu berjalan aku merasakan pilihanku menjadi semakin benar.

Aku ingat terakhir kali menjadi orang yang menunggu tanpa kepastian, menunggu orang yang belum pasti akan menunggumu, menjadi orang yang menjadikan seseorang prioritas dalam segala hal yang pernah dialami hidupnya.

Saat itu.

Tapi kita tidak bisa menjadi diri kita apabila kita belum mengerti tentang diri kita. Perlahan demi perlahan aku mulai mempelajari bahwa aku semakin mengenal diriku. Aku tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah akan semua itu. Tapi saat itu aku tidak menyesal sedikitpun apabila menjadi salah. Setidaknya kesalahan itu tidak akan pernah terulang lagi.

“Bertahanlah sebisamu, berusahalah sekuatmu, berjuanglah hingga akhir hingga dirimu puas, namun jangan pernah memksakan dirimu diluar kemampuanmu” itulah yang kupelajari. Aku yang saat itu dibutakan oleh angka, oleh perasaan, tanpa menggunakan sedikitpun logika berubah menjadi seperti monster yang diciptakan Dr. Frankenstain.

Berkali dan bukanlah sekali aku merasa seperti Ted Mosby dalam serial tv How I Met Your Mother. Lucu memang, jika aku seorang Ted Mosby, scene yg aku dapat adalah saat bertemu semua perempuan selain Robin.

If I was Tom on 500 days of summer, i already met autumn and have relationship with autumn, but 500 days its not easy to forget and if Summer come again to love you and changed to regret all mistakes, can Tom still denied it?

Yes he can but he won’t.

Sekarang semua berubah seakan semakin jelas dan terang. Seakan awan yang tersibak dan cahaya matahari yang menyelinap melalui selah selah lubangnya. Kebahagiaan yang aku rindukan selama ini, senyuman yang membuatku susah untuk melupakannya, kebahagiaan yang menjadi kafein di malam hari saat ingin beristirahat. Semua itu kembali.

So let’s begin again.