Happy New Year
Dalam kehidupan sering
kita menemui sebuah persimpangan jalan sehingga kita bingung harus memilih yang
mana, begitu juga dalam sebuah hubungan persimpangan itu sering disebut sebagai
stay even it’s hurt or let it go even its
hard. Namun itu akan selalu menjadi sebuah pertanyaan yang berbeda
jawabannya untuk setiap individu.
Kembali beberapa bulan
kebelakang, hari itu kami duduk di kereta yang sama, suara bising rem kereta
yang selalu berhenti di setiap stasiun, semua orang yang sibuk dengan gadgetnya,
handler kereta yang menggantung menunggu untuk diraih, kursi kosong yang
warnanya kian pudar diduduki orang yang berbeda setiap harinya, serta
pemandangan kota Jakarta yang berkilau dari kaca jendela kereta.
Kami berbincang berdua,
tersenyum, membicarakann hal paling penting seperti how we gonna spend this
night hingga membicarakan carut marutnya tim sepakbola yang kami dukung,
parahnya malam itu kita membicarakan tentang politik. Aneh memang. Tapi itu
semua yang membuatku terkesima dengan betapa cerdas dirinya dan membuatku lupa
akan segala hal ketika berbincang dengannya.
Satu headset untuk satu
telinga kita masing masing, music player memainkan lagu yang sama sama kita
suka, musisi lulusan Berkley Music Institute yang sudah tidak asing di telinga
kita, permainan gitarnya mempesona. “I
wish I can play her one of his song in front of you” ya itu yang terlintas
dan selalu jadi impianku bahkan hingga hari ini.
Menerima adalah hal
yang sulit apapun alasannya namun aku tidak pernah sulit untuk menerima segala
hal keanehan dalam dirinya. Kekurangan dimiliki semua orang namun hal yang sama
seperti keanehan yang dimiliki sesosok yang tepat duduk disampingku itu, aku
bisa menerimanya tanp harus berpikir 2 kali.
Dia tidaklah sempurna
namun susah untuk tidak melupakan senyumannya dalam lamunan. Genggamannya yang
secara misterius selalu terasa pas ditangan. Hingga lesung pipit yang mencoba
mengintip dari bawah pipinya. Sederhana namun dia meletakkan suatu yang berbeda
dalam hidupku selama ini.
Cahaya lampu monumen
nasional yang gemerlap sudah terlihat. Ramai sesak orang bergerombol untuk
menuju pendaran cahaya yang seakan menghipnotis untuk kita datangi. Bukan hanya
lagi kumpulan seseorang tapi lautan orang berjejal namun satu hal yang paling
kuingat adalah bagaimana aku tidak pernah sulit untuk mencari alasan untuk
menggengam tangannya. Hari itu adalah hari yang akan selalu kuingat bukan hanya
untuk hari ini namun untuk esok yang aku tidak tahu entah kapan.
Jam menunjukan jam
23.57 beberapa menit lagi menuju
pergantian tahun. Aku hanya berdiri merangkul bahu orang yang spesial begitu
aku mendeskripsikan dia. Ya hanya spesial karena aku tidak tahu bagaimana lagi
cara untuk menunjukan betapa menakjubkan orang yang berdiri tepat di rangkulan
tanganku.
Suara, warna hingga
asap mendekorasi gelapnya malam wajah ibu kota yang tadinya hanya dihiasi
bintang. Semua orang terpaku untuk melihat kerlipan kembang api. Semua orang
kecuali diriku yang terpana hanya untuk melihat wajahnya yang disinari oleh
ratusan juta cahaya yang ada di langit. Dia begitu indah melebihi semua kembang
api yang ada di langit untuk merayakan pergantian tahun. Aku merayakan
kebahagiaanku atas dirinya yang masih berada di sisiku saat itu juga. Senyumnya
indah.
We make a wish berharap semua itu akan terjadi
lagi bersama sama kita menjalani suatu waktu yang istimewa untuk kita kenang. Hal
sederhana yang berkesan. Hari itu indah untuk melihat keduanya kembang api dan
dia. Namun hari ini aku duduk dan hanya bisa merasakan apakah waktu itu yang kita
jalani adalah hanya backward dari sebuah
event yang sebenarnya sudah kita
lakukan berulang kali. Semua berulang kembali seperti hal yang terus berputar
tanpa perkembangan hingga akhirnya mencapai klimaks yaitu kebosanan.
Kulihat dirinya kini
sudah terbagi, hatinya sudah tertaut untuk orang lain, yang tersisa hanya
segelintir memori indah. Memori indah yang sudah terpatri dibalik otak seorang
manusia. Lucu memang adanya bagaimana otak bekerja dalam mengambil keputusan
dan harus dieksekusi oleh hati.
Kemudian semua hal itu
kini mencapai suatu persimpangan dimana semuanya harus berakhir antara 2
pilihan. Stay or go dua pilihan kata
yang sederhana namun butuh putaran roda waktu yang tidak sedikit untuk
menjawabnya, bahkan hingga hari ini jawabannya sama dan tidak berubah. Aku hanya
berdiri di persimpangan jalan itu.
Happy New Year, я люблю
тебя.